Rabu, 10 Juni 2015

PEMAKAMAN COMUNAL


Keterbatasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) banyak terjadi di perkotaan. Salah satu potensi RTH adalah Tempat Pemakaman Umum (TPU). Tingginya kebutuhan dan sulitnya mendapatkan lahan mengakibatkan TPU penuh sesak dan padat. Untuk mengatasi permasalahan dan meningkatan fungsinya diperlukan perancangan TPU sebagai RTH (Firmansam, 2011). 
Kota besar di Indonesia menghadapi masalah TPU yang serupa keterbatasan lahan yang membuat harga lahan pemakaman menjadi sangat mahal dan sulit didapat. Hal ini memaksakan pemerintah untuk mencari cara untuk mengatasinya. Salah satunya untuk pemakaman muslim dengan pemakaman comunal. Pemakaman komunal merupakan blok-blok pemakaman yang masing-masing memiliki luas tertentu, yang dapat digunakan sebagai pemakaman non permanen (Bastaman, 2014). Pengelolaan pemakaman seperti ini seharusnya mulai di rancang dan di sosialisasikan. Karena pengelolaan seperti ini harus didiskusikan dengan masyarakat dan mengetahui reaksi mereka mengenai hal tersebut.
Bandung merupakan salah satu kota yang sudah menerapkan pemakaman comunal ini. Pemakaman ini diratakan dan ditutup oleh rumput lalu di isi kembali dengan jenazah kerabat. Model ini hanya dilakukan oleh kerabat dekat saja. Cara ini akan terus diulang di setiap blok dalam waktu tertentu. Untuk mengetahui siapa saja yang di makamkan di blok tersebut maka nama-nama orang yang dimakamkan di blok tersebut ditulis di prasasti tiap blok. Berhubung kepemilikan ada di tangan pemerintah atau yayasan maka mereka diwajibkan membayar retribusi setiap tahunnya. Karena setiap tahunnya semakin banyak permintaan maka untuk memenuhinya dengan cara menyisipkan makam baru dengan makam lama.
Dengan pengelolaan pemakaman comunal dapat meningkatkan daya tampung pemakaman. Apabila ditata dengan baik dapat mengembalikan fungsinya sebagi RTH.  Yang termasuk ruang terbuka hijau publik, antara lain, adalah taman kota, taman pemakaman umum (BKPRN, Tanpa Angka Tahun).


Bastaman, F. (2014). Optimasi Pemakaman Muslim Sebagai Ruang Terbuka Hijau di Perkotaan   Retrieved from http://www.ialijabar.org/optimasi-pemakaman-muslimin-sebagai-rth-potensial-di-perkotaan/ 
BKPRN. (Tanpa Angka Tahun). UU NO.26 Tahun 2007   Retrieved from www.bkprn.org 
Firmansam, A. (2011). Perancang Dalam Optimasi Ruang Terbuka Hijau   Retrieved from www.e-journal.unbar.ac.id 




Minggu, 29 Maret 2015



24 Maret 2015 kelas A angkatan 2014 diberi tugas untuk membuat poster dengan tema yang sudah ditentukan. Kelompok kami mendapat tema mengenai RTP ( Ruang Terbuka Publik), yang meliputi taman, plaza, pedestrian, pemakaman, dll. Walau tema dibagikan perkelompok tetapi untuk pembuatan poster ini merupakan tugas individu yang nantinya akan dipilih untuk menjadi poster kelompok.

Untuk poster ini saya menggunakan tagline " Kota yang bahagia, banyak tempat untuk bercengkrama" saya terinspirasi setelah melihat variety show korea. Melihat di korea banyak tempat-tempat dimana semua orang dapat berkumpul bersama, membicarakan banyak hal dengan bebas, bisa mendapat teman banyak, bisa menjadikan wahana atau tempat meningkatkan rasa peduli kita baik terhadap sesama manusia, terhadap hewan atau tumbuhan disekitarnya, dapat menambah pengetahuan yang banyak dengan bertemu orang banyak kita bisa saling cerita dan menambah wawasan. Karena seperti itulah saya ingin mengajak pemerintah agar membuat lahan terbuka untuk berkumpulnya penduduk-penduduk kota, maka kota pun akan bahagia apabila penduduknya bahagia.

Selasa, 07 Oktober 2014

Ngaben di Bali

Liputan dari Joe Richard mengenai tradisi yang selalu mengundang perhatian para wisatawan yaitu tradisi ngaben di Bali

Pariwisata Dalam Tata Ruang

I.Tata Ruang wilayah, pariwisata,dan wisata Ruang wilayah merupakan tempat kehidupan dan penghidupan masyarakat.Ruang wilayah sebagai tempat kehidupan merupakan tempat bagi manusia menjalani kehidupan sosial-budaya bagi dirinya sendiri yaitu hubungan antarmanusia baik dengan keluarganya maupun dengan masyarakat yang lebih luas.Sementara sebagai tempat penghidupan, ruang wilayah sebagai tempat mencari nafkah ,mencari penghidupan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,keluarganya serta lingkungan sosialnya.Semua dari kegiatan ini termasuk didalamnya terdapat pariwisata. Pengertian pariwisata sering dirancukan dengan rekreasi yang sebenarnya bagian dari pariwisata.Kadang-kadang juga suka dirancukan dengan kata piknik padahal yang artinya bepergian jarak dekat. Definisi dari pariwisata diatas, maksud berwisata, dan kegiatan yang dilakukan selama berwisata, dapat dikenali berbagai ragam pariwisata yang masing-masing memiliki karakter dan tuntutan beberapa kebutuhan yang tidak sama. II.Magnet Pariwisata Daya tarik wisata adalah elemen yang menjadi faktor penyebab/pemicu pariwisata, menjadi magnet suatu daerah. Tanpa daya tarik wisata maka tidak akan terjadi pariwisata.Dapat dikatakan bahwa daya tarik ini “mata dagang” utama suatu DTW.Oleh karena itu amat penting untuk memelihara dan menjamin kelestarian lingkungan. Daya tarik wisata, yaitu segala sesuatu yang menjadi penyebab wisatawan mengunjungi daerah tertentu.Daya tarik wisata, dapat berupa objek alamiah maupun binaan,karena itulah daya tarik wisata tidak dapat dipindahkan, sehingga wisatawanlah yang harus datang mengunjungi objek tersebut. Daya tarik wisata adalah bagian dari lingkungan sosio-grafis yang unik dan keberadaannya harus dilestarikan karena tidak dapat diperbaharui; misalnya air terjun,lembah ngarai,tebing, jeram, situs peninggalan sejarah dengan segala macam benda di dalamnya, peristiwa adat. Penanganan daya tarik wisata tidak bisa diserahkan kepada tenaga amatiran melainkan harus ditangani oleh seorang ahli profesional, aapalagi daya tarik nonragawi.Keunikan suatu objek harus diungkap dari berbagai aspek antara lain: sejarah keberadaannya, posisi fisik geografis,legenda, dongeng, misteri, keajaiban, dll.Semuanya perlu penelitian yang seksama.Setip pemandu wisata, masyarakat setempat, penjual cinderamata harus dapat mengungkapkannya dengan baik kepada pengunjung atau wisatawan. Dalam upaya ‘menhan’ wisatawan agar tinggal lebih lama dan menarik wisatawan utun datang kembali, maka daya tarik wisata diperkuat dengan suguhan pertunjukan yang dapat dinikmati, dilihat, ditonton, dilakukan, diperoleh wisatawan selama berkunjung,sedemikian rupa sehingga memberikan kesan yang memikat. Selain daya tarik alamiah, ada faktor lain daya tarik binaan/buatan. Daya tarik buatan dapat berupa pertunjukan kadang-kadang dapat diusung ketempat lain, didekatkan kepada wisatawan seperti di hotel. Di samping itu ada daya tarik binaan berupa kegiatan yang tidak mungkin dipindahkan tempatnya, maka wisatawan yang diangkut menuju tempat penyelenggaraannya.Contohnya; arung jeram, panjat tebing,bersepeda gunung,atau acara “petik daun teh” wisatawan diajak untuk bersama-sama memetik daun teh dengan pemetik profesional dilanjutkan dengan duduk minum teh panas di serambi pondok pada sore hari sambil menikmati alunan kecapi seruling. [Warpani, Suwardjoko P; Pariwisata dalam tata ruang wilayah] Foto diatas menggambarkan betapa menariknya bersepeda sambil menikmati pemandangan kebun teh.Hal seperti itulah yang bisa menjadi magnet dalam pariwisata yang membuat para wisatawan ingin datang kembali untuk menikmati pariwisata tersebut. Upacara ngaben di Bali merupakan jenis dari wisata budaya yang selalu menjadi daya tarik bagi para wisatawan,karena cara penguburan yang berbeda dengan penguburan lainya yaitu tubuh orang yang sudah meninggal diarak menuju pemakaman,setelah sampai di tempat pemakan atau pembakaran tubuhnya dimasukan kedala replika lembu,lalu replika tersebut dibakar sampai hangus dan abunya lalu dimasukan ke dalam kelapa dan dihanyutkan ke sungai atau laut yang dianggap suci.

Senin, 06 Oktober 2014

VISI MISI MASUK KE TEKNIK PWK UNDIP

Sejujurnya pilihan saya adalah teknik yang penting saya bisa masuk teknik, teknik apapun namanya dan menurut saya tempat untuk belajar teknik yang paling bagus ada di ITB tapi saya gagal masuk ITB dan pada saat saya mengikuti ujian SBMPTN tetangga saya yang satu tingkat diatas saya dia berkata bahwa dia ingin ikut kembali di tahun ini dan dia ingin mengambi Teknik PWK di UGM dan UNDIP , beberapa kakak kelas di SMA saya ingin masuk Teknik PWK UNDIP dan UGM tapi yang ketrima hanya sedikit lalu saya curhat ke ibu saya tentang hal itu dan ibu saya langsung menyuruh saya untuk mendaftar Teknik PWK .Berbekal dari restu ibu saya akhirnya saya dapat di terima di Teknik PWK UNDIP, dan saya mengucapkan terimakasih kepada UNDIP yang mau menerima saya menjadi mahasiswa disini yang bisa membuat ibu saya tersenyum bangga.